Bab 92
Mental Alice runtuh. Ia memelototi Garcia dengan marah bagaikan kucing liar yang mengamuk. Ia ingin sekali menerjang ke sana mencakarnya…
“Sudahlah, Alice, kita pergi. Malam ini keberuntungan kita jelek.” Beatrice menerima kenyataan. Ia menghibur Alice, “Hari masih panjang, lain kali kita kembali lagi!”
“Iya, Nyonya. Lebih baik kita pergi.
“Plak!”
Deni belum selesai bicara, langsung ditampar oleh Alice.
Semua orang terkesiap melihatnya, termasuk pengawal Stanley lainnya.
Deni adalah orang terpercaya Stanley. Sejak kecil menemani Stanley hingga besar. Di rumah pun, ia orang yang dihormati. Jangankan para bawahannya, Stanley dan kedua orang tuanya pun tidak berani berbicara kasar kepada Deni.
Tetapi sekarang, Alice malah menampar Deni di depan banyak orang.
Ini benar-benar sebuah tabu besar!
“Kamu sudah gila?” Mata Beatrice terbelalak, “Kenapa kamu selalu emosian begitu bertemu masalah….”
“Ma, tidak usah pedulikan aku!” Alice berteriak dengan marah, kemudian ia memaki di hadapan Deni, “Jika bukan karena kamu menarik tanganku, aku tidak mungkin dipermalukan. Dasar manusia rendahan tak berguna, aku akan meminta Stanley memecatmu.”
apa-apa,
“Kamu ini, benar-benar….”
mendidih hingga gemetaran. Ia baru saja ingin memarahi
dengan tersenyum provokatif sembari membawa
kalah dari orang lain, jadi
kepada bawahanmu?”
kamu, aku akan langsung mencari
gagal merebut barang, malah menjadi bahan tertawaan orang-orang.
denganmu, makanya ia
mulutmu.” Alice bergumam dengan marah. “Garcia, kamu adalah gadis tua yang tidak
la sama sekali tidak mencintaimu. Dari kalian masuk ke ruangan hingga sekarang, pandangan matanya
Alice berapi-api, melambaikan
Garcia ditampar keras olehnya. Dalam sekejap wajahnya memerah. Di saat bersamaan, cincin merah mudanya jatuh ke lantai,
mana…
“Wow…”
terperangah
berani menampar Garcia
kemungkinan besar dapat menyusul keluarga Stanley. Mereka akan
hormat kepada keluarga Garcia, tapi semua usaha kerasnya